Sistem
Respirasi
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas pelajaran
Biologi
Oleh:
Kelompok 1
Cita
Amalia Nasti
Deny
Dwi Prayogi Manik
Dessy
Andri Yanti
Devi
Septiarta Murid
Dewi
Paramita Sari
Reyonald
Rico A. Pardede
Kelas : XI IPA 1
Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Lubuk Pakam
T. A 2012/2013
Jl. Dr. Wahidin, no. 1 Lubuk Pakam
Kata
Pengantar
Puji dan syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan perkenan-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini
berisikan tentang Sistem Respirasi. Makalah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas pelajaran Biologi, guna mendapatkan nilai tugas harian. Adapun
isi makalah ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa
sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.
Dalam penyusunan
tugas makalah ini kami mendapat beberapa hambatan, seperti kurangnya waktu
untuk berdiskusi membahas hal- hal yang terkait. Akan tetapi semua masalah dan
hambatan dapat teratasi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, antara lain.
·
Hamdani, S.Pd
selaku guru pembimbing mata pelajaran Biologi
·
Orang tua yang
telah mendukung kami
·
Berbagai sumber
referensi yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang
berarti dalam proses kegiatan belajar Biologi dan sumber pengetahuan kepada
pembaca dan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman,
Bapak Pembimbing yang sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih
baik lagi.
Lubuk
Pakam, 10 Januari 2013
Tim Penyusun
Daftar
Isi
Halaman Judul.........................................................................................................................
1
Kata Pengantar......................................................................................................................
2
Daftar Isi.................................................................................................................................
3
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................
4
1.2 Tujuan.................................................................................................................................
4
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................................
4
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Sistem
Pernapasan............................................................................................
5
2.2 Sistem
Respirasi Manusia..................................................................................................
2.2.1 Alat-Alat Respirasi...................................................................................................
5
2.2.2 Mekanisme Pernapasan............................................................................................
8
2.2.3 Volume Udara Pernapasan.......................................................................................
9
2.2.4 Frekuensi Pernapasan...............................................................................................
10
2.2.5 Pertukaran Gas didalam Tubuh................................................................................
10
2.2.6 Gangguan pada Sistem Resprasi..............................................................................
12
2.2.7 Teknologi Sistem Pernapasan...................................................................................
13
2.3 Sistem Respirasi
Pisces.......................................................................................................
14
2.4 Sistem Respirasi
Aves........................................................................................................
16
BAB III Penutup.....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................
18
3.2 Saran...................................................................................................................................
18
Daftar Pustaka..........................................................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam
udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses
ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam”
dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar
yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke
sel-sel tubuh.
Pada manusia, sistem pernapasan yang
termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai
jenis makhluk hidup.
1. Sistem pernapasan terdiri
daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk, bronkus bronkiolus, alveolus
dan diafragma.
2. Udara disedot ke dalam
paru-paru melalui hidung dan trakea.
3. Dinding trakea disokong
oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka.
4. Trakea bercabang kepada
bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-paru.
5. Kedua bronkus bercabang
lagi kepada bronkiol dan alveolus pada ujung bronkiolus.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan system pernapasan?
2.
Apakah jenis-jenis pernapasan pada manusia, aves dan pisces?
3.
Apakah Alat-alat system
pernapasan pada manusia, aves, dan pisces?
4.
Apakah Gangguan/Kelainan pada system pernapasan manusia ?
1.2 Tujuan
Untuk
mengetahui pengertian system pernapasan
Untuk
memahami jenis-jenis
pernapasan pada manusia, aves dan pisces
Untuk memahami
struktur organ pernapasan atau alat-alat pernapsan pada manusia, aves, dan
pisces
Untuk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian “Sistem Pernapasan”
Pengertian pernafasan atau respirasi
adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat
hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup
oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan
pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta
pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada
terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut
oleh diafragma.
Di dalam tubuh manusia dan hewan,
energi kimia dalam makanan dapat digunakan setelah dioksidasi di dalm tubuhnya.
Proses menghasilkan energi melalui oksidasi bahan makanan di dalam sel-sel
tubuh disebut respirasi sel. Respirasi
sel terdiri atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah proses pembakaran bahan makanan dengan
membutuhkan oksigen (O2).
Respirasi anaerob adalah suatu proses
pembakaran bahan makanan dengan tidak membutuhkan oksigen (O2).
2.2
Sistem Respirasi Manusia
Pada
saat bernapas, kita menghirup udara (inspirasi)
dan menghembuskan udara (ekspirasi)
Saat udara memasuki paru-paru, terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 yang disebut respirasi eksternal. Darah yang mengandung banyak O2 akan menuju jaringan tubuh.
Pertukatan gas yang terjadi antara darah dengan cairan jaringan disebut respirasi internal. Gas O2 yang sampai pada sel akan
menggunakan untuk membuat energi (ATP) yang dinamakan respirasi sel.
2.2.1 Alat-Alat Respirasi
Alat-alat respirasi
pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru, bronkus,
bronkiolus, dan alveolus.
Di dalam sel-sel tersebut gas oksigen
menuju mitokondria untuk melakukan respirasi seluler. Respirasi seluler adalah
proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi melalui proses glikolisis,
siklus krebs dan transport elektron. Reaksi pemecahan glukosa membutuhkan
glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi, air, dan gas
karbondioksida.
Sistem respirasi manusia dapat
berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia
terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila salah
satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal maka bisa
mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum. Berikut ini penjelasan daftar
nama alat pernafasan beserta fungsinya.
1.Rongga Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang
pertama dilalui udara luar. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan
rambut yang berfungsi untuk menahan kontaminasi benda-benda asing, misalnya
debu dan kuman, yang ikut masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu, rongga
mulut manusia juga memiliki konka yang mengandung banyak kapiler darah sehingga
dapat menghangatkan udara yang akan masuk ke dalam sistem pernapasan.
2. Pangkal tenggorokan (Faring)
Faring merupakan pertemuan antara saluran
pernafasan (nasofarings) di bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) di
bagian belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika manusia berbicara, oleh
karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan makanan masuk ke dalam
saluran pernafasan.
Jika makanan masuk ke dalam saluran
pernafasan, biasanya saluran pernafasan akan terangsang dan berusaha
mengeluarkan makanan tersebut lewat hidung. Bentuknya adalah peristiwa
tersedak. Pada bagian belakang farings terdapat laring (tekak). Pada laring
terdapat pita suara (pita vocalis). Bila pita suara bergetar karena masuknya
udara pada faring, maka akan menimbulkan suara.
3. Batang Tenggorokan (trakea)
Batang tenggorokan berupa cincin-cincin
tulang rawan yang memiliki silia-silia pada dinding di dalamnya. Silia-silia
ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut masuk ke dalam
saluran pernafasan. Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi
terletak di rongga dada. Batang tenggorokan pada orang dewasa memiliki panjang
sekitar 10 cm.
4. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada,
di bagian bawah berbatasan dengan diafragma, sedangkan di depan dan di samping
dibatasi oleh tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas antara rongga perut
dengan rongga dada. Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3 lobus.
Sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus.
Paru-paru
manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura visceralis) dan
pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung menyelimuti paru-paru,
sedangkan pleura luar bersebelahan dengan tulang rusuk. Antara kedua pleura
tersebut terdapat rongga tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat
rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru.
Paru-paru
tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Alveolus adalah kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus.
Alveolus memiliki selaput tipis dan pada permukaannya banyak terdapat muara
kapiler darah, oleh karena itu dapat berlangsung pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida secara difusi.
4. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari
trakea. Trakea bercabang lagi menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus hampir sama dengan trakea. Bronkus kanan
dan bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus yang
merupakan salah satu bagian paru-paru.
5. Bronkiolus
Bronchiolus berfungsi sebagai saluran
udara pernafasan dari bronchus menuju ke gelembung - gelembung alveolus.
Struktur dari bronchiolus hampir mirip dengan struktur yang menyusun bronchus
tapi epitelium bersilianya mengalami modifikasi menjadi sisik.
6. Alveolus
Alveolus mempunyai struktur seperti
sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi pertukaran gas antaraudara dan darah.
Luas permukaan alveolus pada orang dewasa bisa mencapai antara 97 sampai 194
m2.
2.2.2 Mekanisme Pernapasan
Berdasarkan
proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan
dada dan pernapasan perut.
a.
Pernapasan
Dada
Sistem
pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas
kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri
dari 2 tahap, yaitu:
·
Tahap
Inspirasi, yaitu
kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk
terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini mengakibatkan
tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga
udara yang kaya okan oksigen terhisap masuk kedalam paru-paru melalui
saluran pernafasan.
·
Tahap
Ekspirasi, tahap
eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot antara tulang
rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan paru-paru
mengempis. Kondidi ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih
tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar
melalui saluran pernafasan.
b. Sistem Pernafasan Perut
Sistem
pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada aktivitas
diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:
- Tahap
Inspirasi,
yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga dada membesar
dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari luar
dapat masuk kedalam paru-paru melalu saluran pernafasan.
- Tahap
Ekspirasi
adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut
berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya
rongga dada mengecil, paru-paru mengepis, tekanan udara dalam paru-paru
meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
terhembus keluar melalui saluran pernafasan.
2.2.3 Volume Udara Pernapasan
Dalam keadaan biasa, orang dewasa normal
menghirup dan menghembuskan udara ± 500 cc yang disebut volume tidal.
Setelah melakukan pernapasan biasa, kita
masih dapat menghirup udara sekuat-kuatnya sebanyak ± 1500 cc. yang disebut volume cadangan inspirasi dan
menghembuskan udara sekuat-kuatnya hingga ± 1500 cc yang disebut volume cadangan ekspirasi. Volum udara , volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume
cadangan ekspirasi mencapai 3500-4000 cc, yang disebut kapasitas vital
paru-paru. Setelah menghembuskan napas sekuat-kuatnya, didalam paru-paru masih
tersisa udara sebanyak ± 1000 cc yang disebut sebagai volume residu. Jumlah keseluruhan udara yang tertampung secara
maksimal dalm paru-paru disebut kapasitas
total paru-paru.
2.2.4
Frekuensi Pernapasan
Pada orang dewasa
normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap menit. Faktor yang
mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.
1.
Umur
Semakin
bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin
lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit
dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relatif
lebih sedikit.
2.
Jenis
Kelamin
Pada
umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-laki memerlukan
oksigen yang lebih banyak daripada wanita.
3.
Suhu
Tubuh
Manusia
memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37˚C karena manusia mampu
mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolismenya,
sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat.
4.
Posisi
Tubuh
Posisi
tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat
berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak
dan laju pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.
2.2.5 Pertukaran Gas di Dalam Tubuh
Pertukaran gas
di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru, melainkan juga di jaringan
tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan parsial udara.
Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan
udara pernapasan melalui paru-paru. Tetapi arti yang lebih khusus yaitu pertukaran
gas yang terjadi di dalam sel dengan “lingkungannya”. Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke
dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan
pernapasan
tak langsung. Pernapasan secara langsung adalah pengambilan udara pernapasan dilakukan secara langsung
oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran
pernapasan. Sedangkan pernapasan tak langsung artinya udara pernapasan tidak berdifusi
langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya
difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus).
Pernapasan atau pertukaran gas
pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu Respirasi Eksternal
dan Respirasi Internal.
1. Respirasi
Eksternal
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru.
Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara
udara dan darah.
Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3–) dengan persamaan reaksi seperti berikut, (H+) + (HCO3–) => H2 + CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut.
H2CO3 => H2O + CO2.
Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3–) dengan persamaan reaksi seperti berikut, (H+) + (HCO3–) => H2 + CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut.
H2CO3 => H2O + CO2.
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan
terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah
secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan
parsial. Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial
O2 di paru-paru sebesar ± 160 mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri ±
100 mmHg, dan di vena ± 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2 dari udara berdifusi
ke dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena ± 47 mmHg, tekanan parsial
CO2 dalam arteri ± 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus ± 40 mmHg.
Adanya perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari
darah ke alveolus.
2. Respirasi
Internal
Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen
meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
Reaksinya sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen keluar
dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan
oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal
ini disebabkan karena sel-sel secara terus menerus menggunakan oksigen dalam
respirasi selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan
menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar
paru-paru.
Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan tekanan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ± 41 mmHg. Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2 berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari.
Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan tekanan parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ± 41 mmHg. Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2 berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari.
Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
·
Sekitar 60–70%
CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–) oleh plasma darah, setelah
asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan
ion bikarbonat (HCO3–).
Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3– meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit
diganti oleh ion klorit. Persamaan reaksinya sebagai berikut,
H2O + CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3–)
Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3– meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit
diganti oleh ion klorit. Persamaan reaksinya sebagai berikut,
H2O + CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3–)
·
Lebih kurang
25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karboksihemoglobin. Secara sederhana,
reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut,
CO2 + Hb => HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino.
Reaksinya sebagai berikut, CO2 + RNH2 => RNHCOOH
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino.
Reaksinya sebagai berikut, CO2 + RNH2 => RNHCOOH
·
Sekitar 6–10%
CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat (H2CO3). Tidak
semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas.
Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90%
tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion
bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena mempunyai peran
penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis.
2.2.6 Gangguan pada Sistem
Respirasi
1. Sinusitis,
yaitu infeksi pada bagian sinus. Infeksi ini terjadi ketika saluran hidung yang
mengarah ke sinus tersumbat.
2. Tonsilitis,
yaitu infeksi pada bagian tonsil sehingga meradang dan membengkak. Peradangan
dan pembengkakan tonsil yang terjadi di daerah pangkal faring disebut amandel.
jika terjadi pada nasofaring disebut adenoid.
3. Laringitis,
yaitu infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara parau atau serak.
4. Bronkitis
akut,
yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului oleh infeksi saluran
respirasi bagian atas oleh virus yang diikuti dengan infeksi bakteri.
5. Pneumonia,
yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga
bronkus dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini mengakibatkan
terganggunya proses pertukaran udara.
6. Tuberkulosis
atau TBC, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
7. Bronkitis
kronis, yaitu tersumbatnya saluran udara oleh cairan mukus
sehingga suplai udara ke paru-paru terganggu.
8. Emfisema,
yaitu gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan rusaknya dinding-dinding
alveolus sehingga kemampuan pertukaran udara menjadi berkurang
9.
Asma adalah
penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa
mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan
batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi
berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali
bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui, saluran
napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher
menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran
napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru
kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin
kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas,
oksigen (O2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO2
) dikeluarkan.
10. Kanker
paru-paru, lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita.
Penyebab kanker ini salah satunya dipicu oleh kebiasaan merokok dalam jangka
waktu yang lama, baik aktif maupun pasif.
11. Flu,
yaitu penyakit yang ditandai dengan rongga hidung berlendir, batuk, dan demam.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Influenza.
2.2.7 Teknologi Sistem pernapasan
2.3
Sistem Respirasi Pisces
Ikan
bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna
merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan
air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap
lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen mengandung
banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang
memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2
berdifusi keluar.
Pada
ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang
(operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya
tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok
ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru
(Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran
ion, dan osmoregulator.
1.
Sistem
Pernapasan pada Ikan Bertulang Sejati
Contoh ikan bertulang sejati adalah ikan mas. Insang ikan mas
tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh (operkulum). Insang ikan mas
terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih,
rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui
insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan
lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh
kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah
pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang
secara difusi. Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung.
Dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi
secara terus-menerus dan berulang-ulang.
a) Fase inspirasi ikan
Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada
tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah belakang
insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil
daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke
dalam rongga mulut.
b) Fase ekspirasi ikan
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang kembali ke
kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut mengalir
melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada tempat
ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan
mengikat O2 dari air.
Ada fase inspirasi, O2 dan air masuk
ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke
jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang
dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang
diekskresikan keluar tubuh.
2.
Sistem
Pernapasan pada Ikan Bertulang Rawan
Insang ikan bertulang
rawan tidak mempunyai operkulum contohnya ikan hiu. Masuk dan keluarnya udara
dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang
ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga
mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah,
sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air
mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah
proses inspirasi. Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut
mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar
melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah
terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
3.
Sistem
Pernapasan pada Ikan Paru-Paru ( Dipnoi )
Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia.
Selain mempunyai insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung
udara seperti paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu
pulmosis. Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan
kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan
keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan
terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa
dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan hidup walaupun airnya kering dan
insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas menggunakan gelembung udara. Ada
tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan paru-paru afrika, ikan paru paru
amerika selatan, dan ikan paru - paru queensland (Australia).
Pada beberapa jenis ikan, seperti
ikan lele, gabus, gurami, dan betok memiliki alat bantu pernapasan yang disebut
labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas dalam rongga insang, dan membentuk
lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga labirin
berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan
hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin,
udara (O2) juga disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
2.4
Sistem Respirasi Aves
1)
Jalur
Pernapasan Burung
Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi
di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga
dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
2)
Alat
Pernapasan Burung
Selain paru-paru,
burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi
hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut,
leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus
cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara
tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus
axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis).
Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak
terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan
pada burung menjadi efisien.
Kantung udara memiliki beberapa fungsi
berikut.
1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.
3. Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4. Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada
saat burung terbang.
3)
Mekanisme Pernapasan pada Burung
1.
Pada
Saat Istirahat
1.
Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan –
volume rongga dada membesar – tekanan mengecil – udara akan masuk melalui
saluran pernapasan. Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan
O2berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara
dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
2.
Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil –
tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-kantong
hawa bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O2 diikat
oleh darah kapiler alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan demikian,
pertukaran gas CO2 dan O2 dapatberlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
2.
Pada
Saat Terbang
Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan
tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada saat burung terbang yang berperan penting
dalam pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan
secara bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid (bahu) dan pundi
hawa bawah ketiak.
1. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar
tulang korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya
udara masuk ke pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati
paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
2. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi
hawa ketiak terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang,
sehingga udara mengalir keluar dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati
paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat
terbang. Jadi pertukaran gas pada
burung saat terbang juga berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian
pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Menusia
dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida
ke lingkungan. Alat-alat respirasi pada manusia adalah
rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan
alveolus. Pada proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan pada
manusia dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Sedangkan Faktor yang
mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah Umur, Jenis Kelamin, Suhu Tubuh,
Posisi Tubuh. Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui
dua tahap yaitu Respirasi
Eksternal dan Respirasi Internal. Serta ada beberapa gangguan pada
system respirasi manusia.
Pada pernapasan hewan Juga melibatkan
alat-alat repirasi yang beragam. Hewan yang hidup di lingkungan darat
kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan yang hidup di air
bernapas menggunakan insang. Selain memiliki alat-alat respirasi utama,
beberapa hewan tertentu memiliki alat respirasi tambahan sesuai tempat
hidupnya.
3.2 Saran
Jagalah kesehatan organ
pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan lainnya. Agar
tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan
gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok. Serta rawatlah
paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang
penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.
DAFTAR PUSTAKA
Refrensi :
Priadi,
Arif. 2009. Biology Senior High School
Year XI. : Yudhistira
Websites :
www.google.com
Kategori : Sistem Pernapasan
www.google.com
Kategori : Pengertian Sistem Pernapasan
www.wiki.org.co.id Kategori
: Sistem Pernapasan Pada manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar